Saya adalah perempuan usia tujuh belas tahun yang tinggal di sebuah desa. Desa yang
telah mengajarkan dan memberikanku berbagai macam arti kehidupan yang
sebenarnya baik yang berhubungan dengan dengan social maupun berhubungan dengan
dengan keagamaan. Keluarga saya merupakan keluarga yang menurut saya, tidak
berpengalaman dalam menuntut ilmu karena
Cuma saya yang sekolah sampai tingkat SMA.
Saudara – saudara saya yang berpendidikan Cuma sampai lulus
SD baik saudara yang pertama maupun saudara yang ke dua mereka hanya bisa
berpendidikan sampai SD saja karena dulu mereka tidak bisa melanjutkan sekolah
mereka masing-masing. Saudara saya bukan
karena tidak tidak bisa sama pelajarannya tapi dia tidak bisa melanjutkan
sekolah karena dahulu orang tua saya merupakan orang tidak punya sehingga tidak
dapat melanjutkan sekolah ke yang lebih tinggi.
Seandainya orang tua saya dulu bisa menyekolahkan mereka
mungkin mereka bisa mencapai cita-cita mereka masing-masing. Dan bisa menjadi
orang yang mungkin berpendidikan. Tapi karena allah yang maha tahu sekarang
saudara saya meski tidak sekolah ke perguruan tinggi hidup mereka sekarang
sudah enak dan terjamin. Suami-suami mereka sudah anggaplah sudah bisa hidupin
saudara saya itu dan juga anak-anaknya.
Saudara saya yang pertama dulu dia pernah menimba ilmu agama
di pondok pesantren yang berada di kamal dulu nama pesantrennya yaitu pondok
pesantren al-falah. Dia berada di pondok pesantren itu kurang lebih selama tiga
tahun di sana. Dan akhirnya dia menemukan laki-laki yang mungkin allah ciptakan
untuk pendamping hidupnya. Kemudian saudara saya itu berhenti dari pondok itu
dan menikah dengan kakak ipar saya itu pada usia yang di anggap masih muda
banget yaitu pada usia 16 tahun.
Sementara itu saudara saya yang nomor dua juga dia lulus SD.
Dia diam di rumah selama kurang lebih satu tahun kemudian saudara saya itu juga
di mondokkan di kamal sama kayak saudara saya yang pertama tape setelah dia
dapet kira-kira satu minggu berada di pondok dia merasa tidak betah berada di
pondok sehingga dia pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak kembali ke
pondok itu. Akan tetapi pergi mondok lagi ke bangkalan dia di sana mondok
selama kurang lebih dua tahun. Dia pulang karena dia sakit parah kemudian dia
berhenti dari pondok itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar